Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan sistem kesehatan Lebanon berada dalam kondisi sulit dalam menangani peningkatan kebutuhan di tengah serangan Israel yang terus berlanjut.
Melalui media sosial
Dilansir dari Antara, selain itu, lima rumah sakit juga terpaksa ditutup akibat kerusakan struktural akibat penyerangan tersebut.
“Serangan terhadap petugas dan fasilitas kesehatan, yang telah mengakibatkan hampir 100 kematian, harus dihentikan,” kata Tedros.
Dengan meningkatnya jumlah korban luka, Direktur Jenderal WHO menambahkan bahwa sistem kesehatan Lebanon sedang berjuang untuk mengatasi situasi ini, mengingat terbatasnya kapasitas sumber daya dan personel kesehatan yang tersedia. Dia menyerukan perlindungan segera bagi pasien dan petugas kesehatan.
Serangan udara besar-besaran yang dilakukan Israel di Lebanon ditujukan untuk menyasar kelompok Hizbullah. Sejak serangan dimulai pada tanggal 23 September, sedikitnya 1.351 orang telah tewas, lebih dari 3.800 orang terluka, dan lebih dari 1,2 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Serangan tersebut merupakan eskalasi konflik lintas batas selama setahun antara Israel dan Hizbullah, yang semakin diperburuk oleh serangan Israel di Jalur Gaza, di mana lebih dari 42.100 korban dilaporkan sejak serangan kelompok Hamas tahun lalu. (semut/saf/iss)